Pada tahun 1831 Faraday telah memperkenalkan bidang listrik magnet. Ia
telah menemukan bahwa arus listrik dapat menghasilkan sifat kemagnetan, dan
menunjukkan bahwa magnet memiliki kekuatan dalam keadaan tertentu untuk
menghasilkan listrik. Ia telah membuktikannya, dan memang benar adanya hubungan
antara listrik dan sifat kemagnetan. Dan bahkan Ia mengatakan bahwa cahaya
dapat dipengaruhi oleh magnet contohnya pada fenomena polarisasi. Ia yakin
bahwa ia telah melengkapi segala sesuatu yang berhubungan dengan kelistrikan
secara keseluruhan, konvertibilitas listrik dan aksi kimia. Kemudian ia
menghubungkannya dengan cahaya, afinitas kimia, sifat kemagnetan, dan
kelistrikan. Dan lebih jauh, ia mengetahui sepenuhnya bahwa tak seorangpun
dapat memproduksi kekuatan (energi) dan menyediakan satu sama lain sampai
kapanpun. “ Tidak di tempat manapun” katanya. “ Apakah mungkin ada
energi yang tercipta dengan sendirinya tanpa adanya suatu pemasok yang
cocok untuk menyediakannya.”
Gagasan menakjubkan yang Faraday kemukakan ini kemuadian
dikenal sebagai sebagai doktrin dari “konservasi energi”, hukum yang menyatakan
pengubahan energi dai satu bentuk ke bentuk lainnyatidak akan pernah terjamin
dalam suatu kuantitas yang sama, atau singkatnya “untuk menciptakan atau
memusnahkan energi adalah suatu ketidakmungkinan, dan seluruh fenomena dari
materi di alam semesta terbentuk dari transformasi energi.
Doktrin Yong dan Frensel merupakan jalan utama yang
mengarahkan pada masalah konservasi. Disamping itu Fenomena elektromagnetik
juga telah membantu mengarahkan pada masalah konservasi energi. Tapi dari semua
ini belum benar-benar dapat membantu mengarahkan pada sebuah tujuan yang sama,
yaitu masalah konservasi namun hal ini justru mengarah ke sub bidang ilmu lain
dari fisika.
Energi panas, tidak mampu dibuat, melainkan bentuk dari
suatu transformasi energi. Untuk membuktikan kebenaran mengenai konservasi
energi ini, pada abad ke-18 Count Rumford and Humphry Davy
menunjukkan, kerja mungkin diubah kedalam bentuk panas, dan penafsiran
yang benar dari fakta ini berarti transormasi dari molar menjadi gerakan intro
molekular.
Tapi pada 1824, ahli filsafat Perancis Sadi Carnot
menyatakan hal yang sama namun yakin bahwa pasti kuantitas dari kerja dapat
diubah kedalam kuantitas yang pasti pula dalam bentuk panas, baik dalam jumlah
yang banyak ataupun sedikit. Sama seperti peneliti sebelumnya, Carnot tidak
dapat membuktikan keyakinannya atas pemikirannya mengenai konservasi energi, ia
masih menyatakannya dalam bentuk “faktor-faktor berubah yang dapat
diperhitungkan”, tapi ia tidak mampu memberi alasan dengan jelas hubungannya
dengan energi mekanik.
Pada 1837 pemikir asal Jerman ini, Mohr, telah memahami
kebenaran yang sebenarnya, dan menyatakannya dalam sebuah artikel “Zeitschrift
fur Physik” dan lain sebagainnya. Tapi artikel-artikel ini tidak menarik
perhatian sama sekali bagi orang-orang pada saat itu, bahkan dari negara Mohr
sendiri. Namun Mohr masih mendapatkan penghargaan atas usahanya dalam
memecahkan masalah konsevasi energi dan berani mengungkapkannya , dan mungkin
belum pernah ada orang yang memikirkan masalah ini sejauh dirinya dan
berhasil menemukan kebenaran sesungguhnya sejelas seperti yang ia dapatkan,
meskipun ia idak berhasil menunujukkan validitasnya, namun hal itu tidak perlu
dipermasalahkan.
Pada tahun 1840, muncul seorang yang benar-benar meneliti
kembali hasil pemikiran Rumford dan Davy yaitu James Prescott Joule. Dari hasil
demonstrasi yang dilakukan joule ada sebuah kakuratan dan kesamaan mutlak
antara “mechanical work” dan
panas tanpa memperhatikan bentuk perwujudan gerakan molar, dan dapat menghasilkan
sebuah kepastian dan terukur jumlah dari panasnya. Joule menemukan, sebagai
contoh, permukaan lautan di Manchester adalah setinggi 707 kali, dengan tinggi
air yang hanya dua kaki dapat mengahsilkan cukup panas untuk menaikkan suhu
dari satu pound air dalam satu derajat fahrenheit. Jika panas tidak dapat
diciptakan namun hanya dapat ditranformasikan dalam bentuk yang lain,
maka tidak harus dalam bentuk jenis yang sama, misalnya dalam bentuk energi
cahaya, energi listrik, energi magnet yang semuanya itu memiliki hubungan yang
erat dan saling terkait anatara satu dengan yang lain, sehingga antara satu
dengan lainnya dapat saling bertransformasi dengan panas. Semua analogi
tersebut nampakanya menuju pada suatu kesimpulan yang benar, seluruh eksperimen
yang dilakukanpun nampakanya mendukung. Hukum setara mekanika panas
kemudian menjadi kunci utama dari hukum terbesar, hukum kekekalan energi.
Dari uraian diatasa maka dapat disimpulkan bahwa kita akan mendapatkan analogi hukum kekekalan energi listrik akan sama dengan hukum kekekalan energi mekanik.
0 Response to "konservasi energi "
Post a Comment